Selasa, 15 Februari 2011

Makna dan Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW

Tanggal 12 Rabiul Awal 1432 H, bertepatan pada 15 Februari 2011 seluruh kaum muslim merayakan maulid Nabi Muhammad SAW, tidak lain merupakan warisan peradaban Islam yang dilakukan secara turun temurun.
Dalam catatan historis, Maulid dimulai sejak zaman kekhalifahan Fatimiyah di bawah pimpinan keturunan dari Fatimah az-Zahrah, putri Muhammad. Perayaan ini dilaksanakan atas usulan panglima perang, Shalahuddin al-Ayyubi (1137M-1193 M), kepada khalifah agar mengadakan peringatan hari kelahiran Muhammad.
Tujuannya adalah untuk mengembalikan semangat juang kaum muslimin dalam perjuangan membebaskan Masjid al-Aqsha di Palestina dari cengkraman kaum Salibis. Yang kemudian, menghasilkan efek besar berupa semangat jihad umat Islam menggelora pada saat itu.
Secara subtansial, perayaan Maulid Nabi adalah sebagai bentuk upaya untuk mengenal akan keteladanan Muhammad sebagai pembawa ajaran agama Islam. Tercatat dalam sepanjang sejarah kehidupan, bahwa nabi Muhammad adalah pemimipn besar yang sangat luar biasa dalam memberikan teladan agung bagi umatnya.
Dalam konteks ini, Maulid harus diartikulasikan sebagai salah satu upaya transformasi diri atas kesalehan umat. Yakni, sebagai semangat baru untuk membangun nilai-nilai profetik agar tercipta masyarakat madani (Civil Society) yang merupakan bagian dari demokrasi seperti toleransi, transparansi, anti kekerasan, kesetaraan gender, cinta lingkungan, pluralisme, keadilan sosial, ruang bebas partisipasi, dan humanisme.
Dalam tatanan sejarah sosio antropologis Islam, Muhammad dapat dilihat dan dipahami dalam dua dimensi sosial yang berbeda dan saling melengkapi.
Pertama, dalam perspektif teologis-religius, Muhammad dilihat dan dipahami sebagai sosok nabi sekaligus rasul terakhir dalam tatanan konsep keislaman. Hal ini memposisikan Muhammad sebagai sosok manusia sakral yang merupakan wakil Tuhan di dunia yang bertugas membawa, menyampaikan, serta mengaplikasikan segala bentuk pesan “suci” Tuhan kepada umat manusia secara universal.
Kedua, dalam perspektif sosial-politik, Muhammad dilihat dan dipahami sebagai sosok politikus andal. Sosok individu Muhammad yang identik dengan sosok pemimpin yang adil, egaliter, toleran, humanis, serta non-diskriminatif dan hegemonik, yang kemudian mampu membawa tatanan masyarakat sosial Arab kala itu menuju suatu tatanan masyarakat sosial yang sejahtera dan tentram.
Tentu, sudah saatnya bagi kita untuk mulai memahami dan memperingati Maulid secara lebih mendalam dan fundamental, sehingga kita tidak hanya memahami dan memperingatinya sebatas sebagai hari kelahiran sosok nabi dan rasul terakhir yang sarat dengan serangkaian ritual-ritual sakralistik-simbolik keislaman semata, namun menjadikannya sebagai kelahiran sosok pemimpin.
Karena bukan menjadi rahasia lagi bila kita sedang membutuhkan sosok pemimpin bangsa yang mampu merekonstruksikan suatu citra kepemimpinan dan masyarakat sosial yang ideal, egaliter, toleran, humanis dan nondiskriminatif, sebagaimana dilakukan Muhammad untuk seluruh umat manusia.
Kontekstualisasi peringatan Maulid tidak lagi dipahami dari perspektif keislaman saja, melainkan harus dipahami dari berbagai perspektif yang menyangkut segala persoalan. Misal, politik, budaya, ekonomi, maupun agama.

Sabtu, 05 Februari 2011

My dream,,


“Tulis apa yang anda rencanakan, rencanakan apa yang akan anda tulis” Awal mengenal tulisan ini saat masih mengecap pendidikan saya cukup tersentak, ternyata segala sesuatu yang direncanakan adalah sebagian dari keberhasilan. Minimal keberhasilan dalam membuah sebuah planning masa depan yang ingin kita raih. Perencanaan yang matang membuat pekerjaan lebih terarah dan membuat goal yang kita tuju lebih jelas. Setiap manusia mempunyai keinginan dan cita-cita dalam hidupnya. Begitu juga dengan aku beberapa waktu lalu mempunyai sejuta mimpi untuk masa depan. Sejak kecil aku suka membuat goresan-goresan kecil mulai dari kegiatan sehari-hari, menulis target-target yang diinginkan mulai jangka pendek sampai jangka panjang. Sekarang seperempat abad lebih sudah berlalu semuanya tidak terasa berlalu begitu cepat ternyata benar adanya sebagian besar dari perencanaan yang pernah saya goreskan maupun yang sering saya ucapkan secara lisan terwujud meski tak sesempurna yang saya inginkan karena memang tidak semua keinginan kita harus terpenuhi dan tidak semua keinginan kita juga baik untuk kita. Berikut beberapa langkah membuat perencanaan yang pernah saya lakukan:
  • Prioritas, pilih perencanaan yang dianggap paling penting diantara yang penting
  •  Urut, urutkan perencanaan mulai dari yang terkecil/jangka pendek-jangka panjang
  •  Disiplin, jangan biarkan rencana tinggal rencana, namun laksanakan dengan disiplin
  •  Jujur, jujur dengan diri sendiri perencanaan yang kita buat murni keinginan kita bukan sesuai kemapuan, jangan memaksakan diluar kemampuan 
  • Evaluasi, evaluasilah kegiatan yang tidak terlaksana dan terlaksana apa penyebab gagal/berhasil untuk pelajaran dimasa mendatang

Jumat, 04 Februari 2011

Oh Guru,,,

Menjadi seorang guru dengan berbagai perspektif masyarakat. Ada yang bilang jadi guru pekerjaan yang gampang, dengan waktu senggang, tinggal kasih tugas, ada yang bilang pekerjaan guru adalah profesi tanpa tanda jasa, ada yang bilang profesi guru profesi mulia kare na ditangan seorang guru lahirnya generasi masa depan yang akan menggantikan  generasi sekarang, atau malahan melahirkan generasi gagal karena penanganan yang kurang tepat. Namun tak sedikit juga yang bilang profesi guru seharusnya diisi oleh mereka yang power full dari segi knowledge, spiritual, emotional & kompetensi yang memadai., karena dipundak beliau beban bangsa ini untuk melahirkan para pemangku amanah untuk masa depan, untuk menghantar mereka yang tidak tahu apa-apa menjadi generasi yang berarti dalam hidupnya pribadi bangsa negara, agama.  Di era globalisasi seperti sekarang ini tuntutan hidup semakin tinggi tak terkecuali dunia pendidikan. Guru mau tidak mau diwajibkan mempunyai kemampuan lebih dan ekstra agar anak mendapatkan layanan yang relevan dengan tuntutan hidupnya sehari-hari. Dewasa ini berbagai macam terobosan dimunculkan dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pendidikan, terutama menyangkut guru seringnya diadakan pelatihan, seminar, pergantian kurikulum, semua dilakukan agar guru mempunyai bekal yang mumpuni untuk disalurkan pada peserta didik. Namun tidak semua individu siap dengan perubahan, seringkali tuntutan ini membuat guru  bekerja seperti robot, bekerja sesuai rambu-rambu baku yang justru membuat guru kaku dalam berinovasi/menyampaikan materi sesuai kapabilitasnya. Belum lagi guru sebagai manusia biasa juga mempunyai problema individu sendiri baik dalam keluarga, sosial dan tuntutan pekerjaan itu sendiri. Harapan masyarakat guru bisa menjadi sosok yang super dalam segala hal agaknya PR berat untuk sang guru. Untuk yang berminat jadi guru sudah seharusnya mempertimbangkan kapabilitas yang dimiliki sebelum menekuni dunia guru, jangan hanya tergiur karena kesejahteraan guru mulai membaik, apalagi menjadikan profesi guru sebagai profesi pelarian karena tidak mendapatkan pekerjaan lain. Bagi yang sudah menjadi guru mari bersama-sama kita berikan yang terbaik yang kita bisa agar pendidikan di Indonesia lebih berjaya dengan lahirnya generasi masa depan yang berdaya guna untuk bangsa dan negara, sehingga lembaga pendidikan tidak lagi menghasilkan SDM yang tidak mampu menjadi solusi dalam menghadapi permasalahan bangsa ini.Seperti profesi yang kujalani sekarang kurang lebih 5 tahun waktu yang masih tergolong singkat memang, meskipun untuk menjadi profesional lamanya waktu yang dijalani untuk menekuni profesi tertentu tidak menjadi jaminan. Berikut beberapa kiat agar profesi guru yang kita jalani lebih bermakna:
  1. Niat, bahwa pekerjaan yang kita lakukan adalah untuk beribadah kepada Allah, ketika beribadah sudah tercakup dalamnya keikhlasan memberikan yang terbaik agar semua berhasil maksimal
  2. Yakin, meyakini profesi guru adalah profesi Nabi & Rasul,  yang nantinya mereka dikumpulkan di akhirat ditempat yang sama
  3. Enjoy, menjalani kegiatan tidak dibawah tekanan, tekanan kepala sekolah, tekanan kurikulum, tekanan ekonomi, bahkan tekanan sosial.
  4. Fun, senangi kegiatan dengan menikmati hari-hari berhadapan dengan siswa-siswi yang haus akan ilmu pengetahun
  5. Maaf, menganggap permasalah yang dihadapi dalam pembelajaran adalah bagian dari aktifitas kerja sehari, seperti menghadapi siswa yang nakal, malas, dll
  6. Fokus, fokuskan pada target yang telah kita buat per pertemuan, per semester sesuai dengan yang kita rencanakan
  7. Dream, bayangkan siswa-siswi yang kita hadapi sehari-hari kelak akan menjadi orang berguna bahkan bisa jadi menjadi pemimpin kita yang mengajari mereka sekarang
Semoga goresan kecil bermanfaat untuk kita semua.